News

admin on February 5, 2017

 

Seharusnya, Sabtu kemarin yakni tanggal 4 Februari 2016 menjadi hari yang terkenang bagi banyak orang. Gimana ngga? Mungkin malam itu adalah malam mingguan spesial buat mereka yang memiliki pasangan, atau malam perpisahan dengan teman-teman yang baru aja wisuda, seperti sebagian abang mbak FH yang merayakan kelulusan mereka di Farewell FH UI 2017. Sayangnya, di malam muncul berita kurang menyenangkan yang menimpa UI. Bukan gara-gara skandal atau apa yang mencoreng instansi UI, tapi telah terjadi peristiwa ambruknya pohon yang berada di area akses menuju UI. Pasalnya, pohon yang rubuh semalam tak hanya menyebabkan kemacetan tak terelakkan dan keramaian semata, tetapi juga turut memakan korban jiwa.


Peristiwa naas bermula pada pukul 18.00 WIB. Tak disangka, di tengah lalu lintas yang padat dan kebetulan tidak sedang ada angin kencang, sebuah pohon setinggi lebih dari 20 meter dan berdiameter lebih dari semeter, tiba-tiba saja tumbang di pinggir trotoar Jalan Lingkar UI, Srengseng Sawah. Pohon tersebut seketika menimpa kendaraan yang sedang melintas di jalur yang sedang padat tersebut.


Pengendara motor dan seorang penumpangnya meninggal seketika di tempat kejadian. Diketahui, korban yang bernama Rustiana Imala Putri (26) dan Miftah Abdillah (26) merupakan pasangan suami istri asal Pabuaran, Bogor yang masih memiliki bayi berusia 9 bulan. Pengamanan Lingkungan Kampus (PLK) UI membantu proses evakuasi para korban. Selain itu, sebuah minibus jenis Mitsubishi Grandis warna hitam pun ikut ringsek akibat tumbangnya pohon tersebut. Bersama dengan petugas Polsek Jagakarsa, petugas Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan mengevakuasi pohon yang tumbang agar tidak menutupi ruas jalan.

Pohon Tumbang Wisuda UI
Belum diketahui pasti penyebab dari tumbangnya pohon tersebut. Namun, diperkirakan terlalu rindangnya pohon serta faktor usia menyebabkan pohon mudah ambruk di musim penghujan dengan terjangan angin yang seringkali kencang. Adapula yang beranggapan bahwa kondisi kontur tanah ikut memengaruhi tumbangnya pohon yang telah lama berdiri itu. Mengutip detik.com, Kepala Dinas Kehutanan DKI Djafar Muchlisin menyebutkan bahwa bukan patah dahan, melainkan akar pohon sengon berusia lebih dari 50 tahun itu ikut terangkat karena ambruk. Dari peninjauan di lapangan, diketahui bahwa pohon tersebut sehat. Hanya saja, kondisi tanah yang kurang subur serta tebalnya rerumputan di sekitar pohon diduga menyebabkan pohon menjadi mudah tumbang. Oleh karenanya, tumbangnya pohon tersebut masih diteliti oleh pihak Dinas Kehutanan agar tidak terjadi kembali tumbangnya pohon di kawasan UI.
Meski demikian, pepohonan di UI berada dalam pengawasan dan perawatan UI. Pemangkasan kerap dilakukan pihak UI apabila ada pohon yang berpotensi tumbang. Biasanya, pohon yang dianggap membahayakan pengguna jalan diberi tanda merah dan lebih diawasi oleh pihak UI. Terkait kesuburan tanahnya pun, Djafar menyebutkan bahwa proses penyuburan tanah bisa dilakukan dengan berbagai cara, yang salah satunya adalah pemupukan yang telah dilakukan oleh Dinas Kehutanan.


Selain memakan korban jiwa, tumbangnya pohon di Jalan Lingkar UI juga membuat keruwetan di malam minggu semakin menjadi-jadi. Kemacetan terjadi di sepanjang Jalan Margonda menuju Jalan Lenteng Agung dan sebaliknya. Puluhan pasangan yang sedang asik bermalam mingguan pun diketahui menghabiskan waktu berjam-jam di perjalanan.
Kejadian ini menjadi himbauan bagi kita semua untuk selalu berhati-hati di jalan, apalagi sedang memasuki puncak musim hujan yang anginnya berpotensi menerbangkan jemuran dan kucing peliharaan tetangga. Selalu waspada ya ketika lewatin daerah dengan pepohonan lebat. Dan menjadi pekerjaan rumah bagi dinas terkait untuk senantiasa melakukan peremajaan pada pohon di kawasan yang rindang pepohonannya, terutama di kawasan UI.

Haura Klarisa Tiffany

Sumber:
https://m.tempo.co/read/news/2017/02/04/064843108/pohon-tumbang-di-pintu-masuk-ui-dua-orang-tewas
https://news.detik.com/berita/d-3414165/penyebab-pohon-tumbang-dekat-ui-karena-kontur-tanah-kurang-subur

admin on November 20, 2016

Tentara Merah yang berjuang dalam UI Art War (UIAW) 2016 kembali menorehkan prestasi. Kali ini, kontingen FHUI sukses mempertahankan posisi Juara Umum II UIAW. Hasil gemilang ini tidak lepas dari perjuangan para seniman hukum untuk mengharumkan nama almamater. Tercatat, hampir di semua cabang yang dilombakan, FHUI mampu meraih posisi tiga besar. Adapun Juara Umum I diperoleh FISIP, sementara Juara Umum III diperoleh Fakultas Psikologi.

Pada cabang fotografi contohnya. Kontingen FHUI yang diwakili Jonathan Hans (FHUI 2015) berhasil menyambar juara I. Hasil jepretannya yang diberi judul “Run In Peace” berhasil menaklukan hati para juri dan para pecinta fotografi. Bahkan, hasil fotonya ini merupakan hasil yang “ditunggu-tunggu” oleh para juri karena selain mampu menyesuaikan dengan tema fotografi tahun ini, yaitu “Inner Calm”, teknik fotografi yang diaplikasikan oleh Hans bisa dikatakan sangat baik.

uiaw

Di cabang Film walaupun belum berhasil meraih juara pertama, kontingen FHUI tetap masuk lima besar dengan menjadi juara IV. Selain meraih juara IV, film FHUI juga mendapat penghargaan dalam kategori “Penata Artistik Terbaik”. Prestasi gemilang lainnya juga diperoleh pada cabang Band Competition dimana FHUI meraih juara I, “Keyboardist Terbaik”, atas nama Dio Putra Ilham (FHUI 2015) dan Gabriela Diyanty (FHUI 2016), serta “Drummer Terbaik” atas nama Matheus Siagian (FHUI 2015). Bagi Matt, sapaan Mattheus, gelar ini menjadi gelar Drummer Terbaik kedua kalinya setelah tahun lalu ia juga sukses mendapatkan gelar tersebut. Di cabang Vocal Group, Kontingen FHUI juga berhasil meraih juara I, sementara pada cabang Solo Vocal, Kontingen FHUI yang diwakili Naomi Barus (FHUI 2016) dan Marlin Agustina (FHUI 2013) mampu meraih juara II.

uiaw

Selain cabang-cabang diatas, tahun ini UIAW “kedatangan” empat cabang baru yaitu Monolog, komik strip, cerpen, dan poster. Sayangnya, keempat cabang baru tersebut belum memengaruhi perolehan poin penentuan juara umum karena masih dalam masa percobaan. Padahal, FHUI berhasil meraih juara II Komik Strip yang diwakili Emmanuel Adi (FHUI 2014), juara III Poster, dan Juara II Monolog. Bahkan, penghargaan “Naskah Terbaik” di cabang Monolog juga berhasil diraih FHUI.

“Bagi gue, menjadi juara di suatu perlombaan seni itu merupakan bonus, karena seperti yang kita tahu, seni itu sangat subjektif dan nggak pasti, tergantung selera masing-masing,” tutur Ghafardan Fikrana, Kepala Departemen Seni & Budaya BEM FHUI 2016. Ghafardan merasa bahwa setiap seniman FHUI sudah menampilkan level tertinggi dari karya mereka masing-masing.
“Melihat mereka bahagia saat memperjuangkan karya mereka itu artinya tujuan dari Departemen Seni Budaya sudah tercapai, dan gue rasa supporter FH dan para penonton kemarin setuju kalau seniman-seniman hukum kita sudah menampilkan yang terbaik,” sambungnya.

uiaww

Ya, setiap hasil pasti tercermin dari pelaksanaannya, kan? Begitu juga hasil yang didapat kontingen FH dari UIAW tahun ini. Selamat atas keberhasilannya dalam UIAW tahun ini! Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi!

KAMI TAKKAN BIKIN MALU! FHUI NOMOR SATU!

(Fakharsyah Hanif Sugiyartomo)

admin on October 29, 2016

Bahaya mengintai di mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, sudah saatnya kita lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap keselamatan diri, terutama bagi kalian yang sering pulang malam. 

Tadi malam, yakni tanggal 28 Oktober 2016, telah terjadi  percobaan penjambretan yang menimpa seorang mahasiswi FHUI 2016 program paralel bernama Ainunnisa Rezky Asokawati. Peristiwa tersebut terjadi di Barel, tepatnya di jalan setapak  berpagar kuning di belakang shelter bis kuning FH,  yang merupakan jalan pintas yang kerap dilewati mahasiswa sehari-hari untuk menuju kosan atau apartemen.

Kejadian bermula ketika Ainunnisa atau yang biasa dipanggil Ica baru saja pulang setelah mengikuti aksi demo yang dilakukan di Jakarta pada siang harinya. Sekitar pukul 22.30 WIB, korban sedang berjalan pulang menuju kosan di Barel dengan menggendong tas ransel dan memeluk sebuah kantong bawaan yang berisi jaket kuning.

Saat melewati pagar kuning dekat dengan rel kereta, korban yang berjalan sendirian tiba-tiba dibekap dari belakang oleh pelaku. Tak hanya itu, pelaku juga mendorong korban hingga jatuh ke tanah. 

"Karena sekapan awal pelan dan lemah dan posisinya dia meluk aku dari belakang, aku sempat mikir kalo dia temenku. Cuma bener-bener syok pas dia ngejatohin aku ke paving block dengan keras dan nyekap mulutku lebih kenceng," ungkap Ica. "Panik dan kaget jadi satu." 

Sontak, korban yang masih dapat melawan lantas memberontak sambil berteriak minta tolong. Untunglah di sekitar tempat kejadian masih ada supir gojek dan (petugas keamanan FH) Pak Vikris Biantoro yang hendak menutup gerbang, yang kemudian mendengar suara teriakan korban dan segera menuju TKP dan memberikan pertolongan.

Mendengar adanya teriakan dari arah lain, pelaku kaget dan seketika melarikan diri ke arah rel kereta. Meski sempat mengelabui dengan berpura-pura jalan seperti biasa agar tak dicurigai, sial baginya, ia berhasil ditangkap di tempat kejadian oleh supir gojek dan petugas kemanan FH yang mengejarnya. Penangkapan tersebut juga melibatkan 3 petugas PJKA yang kebetulan sedang melakulan kontrol rel serta petugas UPTPLK yang sedang melakukan patroli di sekitar lokasi. Pelaku yang tertangkap kemudian digiring  ke gedung merah (PLK) guna pemeriksaan lebih lanjut dan kemudia diserahkan ke Polsek Beji. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka memar di kepala dan lecet di tangan yang disebabkan oleh perlawanan saat pelaku membekapnya dari belakang. Selain itu, korban juga kemudian dibawa ke gedung merah untuk dimintai keterangan terkait kejadian tersebut sebelum dijemput orang tuanya pukul 02.00 dini hari tadi 

Pelaku diketahui berinisial RS yang merupakan  tunawisma yang kerap berada di lokasi pada malam hari. Diduga ia memang mengincar orang-orang  yang melintas di pagar kuning barel yang diketahui minim penerangan. Ketika melihat korban yang sedang berjalan sendirian, ia segera mengambil kesempatan untuk menjambret korban dengan melancarkan aksinya. Atas perbuatannya, pelaku yang masih berusia 18 tahun  tersebut kemudian dilaporkan oleh korban ke Polsek Beji untuk diproses. Ia diancam dengan pasal 363 KUHP juncto pasal 53 KUHP mengenai percobaan pencurian.

Terkait peristiwa tersebut, korban memberi saran bagi mahasiswa yang kerap pulang malam agar kejadian demikian tak terulang lagi. "Saran aku sih lebih baik hubungi PLK kalo memang mau pulang sendirian. PLK buka layanan baru untuk nganter anak-anak yg takut pulang malem sendiri. Insya Allah dianter sampe tempat dengan selamat," tutur Ica.

Ica juga menambahkan agar selalu waspada ketika berjalan di malam hari. "Pertama sih dari si orang itu dulu. Jangan main HP atau nunjukin barang berharga waktu jalan ataupun di tempat umum. Sebisa mungkin jangan. Terus kalau memang terpaksa pulang malem, usahaka lewat jalur ramai atau kalau perlu minta tolong ditemani PLK,"

Apabila kejadian serupa terjadi, Ica juga meningatkan agar korban berani memberontak. "Sama selalu aware sama situasi sekitar. Aku kemarin pas berontak langsung inget ada abang gojek di depan FH. Hal-hal kecil seperti itu bisa jadi penyelamat pas kita minta pertolongan."

Ia berharap kasus ini ditindak sampai selesai agar pelaku jera dan tak mengulangi perbuatannya. Ica juga berharap agar penerangan di sekitar area Barel ditingkatkan guna meningkatkan keamanan serta mengurangi kerawanan di lokasi, mengingat jalan tersebut kerap dilewati mahasiwa yang pulang malam. 

Untuk kalian yang sering pulang larut malam dan terpaksa sendirian, ada baiknya jika minta ditemani oleh PLK. Kalian bisa menghubungi ke nomor 021-7875602 agar petugas PLK bisa menemani kalian sampai tujuan dengan selamat.

Utamakan keselamatan selalu ya!

(Haura Klarisa Tiffany)

admin on October 4, 2016

Teater Lantai Merah FEB UI membuat terobosan dengan pementasan “Bara” yang dilaksanakan pada Jumat, 16 September 2016 lalu di gedung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Mengambil latar kebudayaan jawa pada era 60-an, “Bara” merupakan sebuah kisah penantian. Penantian seorang Ibu terhadap anak lelakinya yang bernama Bara yang hilang dalam kecelakaan kapal laut 12 tahun silam. Kendati pun telah lama hilang, sang ibu masih meyakini bahwa putra kesayangannya masih hidup dan akan kembali ke rumah. Sejak kecelakaan tersebut, setiap detik dalam hidup sang ibu digunakan untuk mempersiapkan kepulangan Bara.

bara

Pementasan dibuka dengan tarian tradisional bernuansa jawa, yang mengisahkan pertemuan dan perpisahan ibu Bara dengan suaminya, yang juga menjadi korban kecelakaan kapal laut bersama bara. Tarian luwes nan indah tersebut dibawakan oleh Muhammad Sukma sebagai bapak, dan Syahda Sabrina sebagai ibu di masa mudanya. Setelah tarian dibawakan, pementasan sandiwara dibuka dengan monolog sang ibu, yang digambarkan sudah tua, 12 tahun kemudian pasca kecelakaan tersebut, yang diperankan oleh Astrid Amalia.

Sang ibu yang merasa kesepian mengisi hari-harinya dengan mengerjakan pekerjaan rumah sembari menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kepulangan bara. Hal ini justru membuat kakak perempuan bara, yang diperankan oleh Anya Zen, menjadi cemburu dan merasa tidak dianggap oleh ibunya sendiri. 

Secara umum, teater ini sebenarnya kekurangan plot, karena hanya berfokus pada sang ibu. Terlalu sering lakon yang menampilkan monolog sang ibu. Kekurangan plot ternyata mampu ditambal oleh performa para aktor dan didukung tata suara yang semakin memberikan kesam suram dan kesepian yang ingin ditonjolkan oleh teater ini. Kesendirian yang dirasakan oleh sang ibu mampu ditransfer dengan baik oleh Astrid Amalia kepada penonton. Pun konfliknya dengan anak perempuannya yang merasa diabaikan memberikan simpati tersendiri kepada sang anak perempuan yang telah mencoba segala cara menghibur hati ibunya agar tidak larut dalam kesedihan dan kerinduan. Setiap aktor yang tampil, kecuali tokoh ibu tentunya, sepertinya tahu bahwa peran mereka sebenarnya sedikit, sehingga selalu tampil all out dalam setiap lakon yang mereka jalani. Sandiwara yang dibawakan oleh para aktor patut diacungi jempol. 

Terlepas dari kekurangan dan kelebihan pementasan ini, teater “Bara” patut kita apresiasi sebagai salah satu karya anak bangsa di bidang kesenian. Pementasan tetater ini juga membuktikan bahwa anak-anak yang menggeluti ilmu eksakta, yang cenderung mengandalkan otak kiri, ternyata tidak tumpul otak kanannya dalam menciptakan cipta, karya, dan karsa di bidang kesenian. Pastinya, akan ditunggu karya-karya brilian selanjutnya dari Teater Lantai Merah FEB UI. (Fakharsyah Hanif Sugiyartomo)

admin on September 5, 2016

Gak kerasa ya semester baru udah dimulai! Udah tiba nih waktunya buat balik ke kampus tercinta dan menjalani rutinitas kayak biasa. Seiring berjalannya perkuliahan, beragam acara kepanitiaan pun juga kembali mewarnai kehidupan mahasiswa UI di kampus, baik yang di dalam fakultas maupun antarfakultas. Salah satu event besar di UI yang paling ditunggu-tunggu dan bakal dilaksanakan dalam waktu dekat ini adalah UI Art War.

Ya iyalah ini termasuk event yang paling ditunggu mahasiswa seantero UI! Dari namanya aja udah kelihatan kan, bakal ada pertempuran seru di UI. Eits, tempurnya bukan tembak-tembakan gitu ya, apalagi tonjok-tonjokan. UI Art War adalah kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Departemen Seni Budaya BEM UI sebagai bentuk apresiasi terhadap mahasiswa UI yang berprestasi di bidang seni. Kompetisi ini diikuti oleh seluruh fakultas serta program vokasi di UI. Gimana gak bergengsi banget? UI Art War menjadi ajang sekali tahun bagi tiap fakultas untuk unjuk gigi dalam mempertunjukkan bakat seni mahasiswanya. Selain itu, adanya UI Art War juga membuktikan kalo mahasiswa UI gak cuma mampu bersaing dalam hal akademis, tapi juga dapat menorehkan prestasi di bidang non-akademis seperti seni.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, berbagai cabang di bidang kesenian dilombakan dalam UI Art War, yaitu fotografi, film, teater, tari, mural, lukis, solo vocal, vocal group, band, deklamasi puisi, dan stand up comedy. Dari sekian banyak cabang kompetisi belum ada yang sesuai sama minat dan bakat kamu? Tenang aja, karena UI Art War kali ini bakal membawa kejutan buat para calon kontingen dengan menghadirkan beberapa cabang baru yang akan diperlombakan, yaitu monolog, komik strip, cerpen, dan desain poster.

Jika pada tahun lalu "Harga Seni" diusung sebagai tema besar, di tahun ini UI Art War hadir dengan mengusung tema utama "The Reflection of Art". Subtema dari tiap-tiap cabang perlombaan berbeda satu sama lain sebagai perlambangan dari emosi yang dipancarkan dari tema besarnya. Beberapa di antaranya seperti cabang deklamasi puisi yang bertemakan "durja", solo vocal dengan tema "kasmaran", lukis yang memiliki tema "inner fear", fotografi dengan tema "inner calm", dan film yang mengusung tema "kebahagiaan jiwa".

FH termasuk fakultas yang langganan juara lho! Sepanjang diadakannya UI Art War, FH telah berhasil mengantongi segudang prestasi. Pada UI Art War tahun 2014, FH meraih Juara Umum 2 setelah berhasil menyabet 3 emas dengan menjadi Juara 1 di cabang Film lewat film garapan tim Perfilma berjudul "I'm Fine", serta Juara 1 Band dan Teater. FH kembali meraih Juara Umum 2 pada UI Art War tahun 2015 dengan meraih Juara 3 cabang Tari, Juara 2 Cipta Puisi, Juara 2 Solo Vocal, Juara 2 Vocal Group, dan Juara 2 Band. Ditambah lagi, pada UI Art War tahun lalu FH juga meraih pianis terbaik yang sekarang menjabat jadi Kepala Divisi Musik Perfilma, Mbak Marlin Agustina (FHUI 2014) serta drummer terbaik yang juga dari Perfilma, yaitu Staf Musik Perfilma, Matheus Siagian (FHUI 2015). Keren banget kan!

Info yang gak kalah penting sekaligus membanggakan, Project Officer UI Art War tahun ini berasal dari FH lho, yaitu Mbak Nadia Feby Artharini (FHUI 2014). Dengan hashtag #FeelYourVibe, UI Art War 2016 membuka kesempatan bagi mahasiswa UI yang ingin menunjukkan passion mereka dalam bidang seni. Tunggu apalagi?? Buat kamu yang berminat dan tertarik mengharumkan nama FH UI dengan bakat senimu, bersiaplah buat mengikuti audisi kontingen FH yang akan dibuka mulai 7 September ini. Audisinya bakal dibuka kurang lebih selama seminggu aja, jadi jangan sampe kelewatan ya!  Untuk kompetisinya sendiri akan diadakan pada tanggal yang berbeda mulai bulan November ini. Jangan lupa juga buat ikut semarakan yel-yel FH saat Parade UI Art War 2016 nanti. Yuk, persiapkan dirimu untuk menjadi kontingen dan jadilah kebanggaan FH UI selanjutnya! (Haura K.T.)

admin on September 5, 2016

Hayo ngaku, di sini siapa yang gak tahu kalau tim dari FH UI baru-baru ini memenangkan ALSA Internasional Moot Court Competition 2016 (AIMCC) yang diadakan di Kolombo, Sri Lanka? Nah gini deh buat yang belum tahu, karena penulisnya baik kayak malaikat, dikasih tau deh nih kemarin pada tanggal 19-21 Agustus 2016 FH UI berhasil meraih perdikat Champion dan Best Memorial for Claimant. Hebat gak tuh? Makin bangga dong pastinya sama FH UI nan jaya fakultas kami tercinta (lah jadi yel-yel). Kompetisi AIMCC ini diikuti oleh satu tim perwakilan dari FH UI yang sekaligus mewakili Indonesia.

Wah kok sabi deh ngewakilin Indonesia juga? Nah jadi gini, cerita punya cerita, katanya sebelum FH UI mengirimkan tim untuk mengikuti AIMCC di Sri Lanka, ada juga seleksi tingkat nasional yang diikuti oleh beberapa universitas dengan fakultas hukum yang juga memiliki organisasi ALSA. Seleksi ini hanya merupakan seleksi berkas dan ternyata gak disangka-sangka berkas yang dikirimkan oleh tim dari FH UI merupakan berkas terbaik se-Indonesia dan akhirnya terpilih untuk mewakili Indonesia di Sri Lanka. Pasti pada penasaran kan siapa aja sih sosok luar biasa yang kemaren ikut lomba ini? Nah Pers PERFILMA dapet kesempatan nih untuk mewawancarai salah satu dari anggota tim tadi yaitu Aldwin Ocatvianus (2014). Pengen tau gak wawancara yang dilakukan kayak apa? Nih coba simak yaa

Q : Ketika ikut lomba ini memang karena kemauan untuk daftar sendiri atau karena ditunjuk oleh organisasi?

A : Sebenernya AIMCC dibawah ALSA kan, nah gue ikut itu karena diajak sama temen gue, karena abis JEASUP terus diajak mooting lagi. Cuma gatau kenapa, gak ada seleksi lagi jadi langsung ditunjuk buat ngewakilin ALSA juga.

Q : Kenapa bersedia ikut lomba ini?

A : Karena waktu itu lagi libur dan gak ada kerjaan, terus juga ngerasa bisa menang.

Q : Suka dukanya selama latihan?

A : Hmm suka semua deh kayaknya gak ada dukanya soalnya sama temen-temen gue semua terus kan mooting nya tentang invesment jadi pengen belajar tentang invesment dispute dan kelompoknya selow aja.

Q : Yang paling sulit dihadapi ketika latihan?

A : Bagi waktu sih, soalnya pas itu lagi magang jadi magang sambil latihan itu agak berat terus buat nyari sponsor gak terlalu dapet banget.

Q : Pernah mengalami keraguan gak?

A : Kalo buat maju apa engga emang sempet ragu satu tim karena gak ada sponsor danmerasa gak worth it kalo ke sri langka harus ngeluarin duit sendiri tapi akhirnya dekanat nurunin duit untuk bantu biaya kita lomba ke Sri Lanka.

Q : Materi lombanya tentang apa?

A : Tentang sengketa invesment, ceritanya ada investor investasi di suatu negara terus negara itu secara langsung menasionalisasi perusahaannya karena alesan lingkungan. Jadi kita diminta kalo seandainya harus ngebela negara atau perusahaannya.

Q : Riset yang dilakukan bentuknya apa aja?

A : Riset kasus-kasus sama riset tentang invesment law kan dikasih problem dan buat argumennya sesuai problemnya biasa riset dari internet atau jurnal terus juga punya temen-temen yang punya link jurnal di sekolah-sekolah luar negeri. Nulis memonya bareng-bareng di revisi bareng, terus sempet ke law firm juga buat minta bantuan latihan ke ESSK ada senior di sana sama bantuan senior-senior dari ILMS.

Q : Apa manfaat secara langsung yang bisa dirasakan dari mengikuti lomba ini?

A : Gue ngerti invesment law gue dapet ilmunya, gue dapet pandangan buat ngambil invesment law di international law karena kayaknya cukup penting juga, terus buat CV gue, sama siapa tau bisa dapet opportunity buat magang di Rajah and Tan di Singapur karena kemaren mereka jadi sponsor utamanya, buat orang tua bangga, sama dapet duit hehehe

Q : Kejadian paling berkesan selama proses di sana?

A : Pas pleading itu kayak menyampaikan argumen di sana , kayak gimana sih rasanya jadi mahasiswa bisa menyampaikan argumen di depan hakim-hakim apalagi jurinya kayak hakim Makamah Agungnya nya Sri Langka.

Q : Di sana melakukan persiapan yang seperti apa?

A : Berdoa terus latihan sehari sebelum lomba satu kali aja Cuma buat make sure kayak pemanasan gitu, uda gak latihan mati-matian lagi karena kan uda disiapin sebelumnya.

Q : Apa tips nya supaya bisa seimbangin antara kuliah dan lomba?

A : Lomba sama kuliah buat nyeimbanginnya menurut gue dengan mengatur waktu, kurangin waktu mainnya jangan waktu belajarnya, mungkin waktu sosialisasi sama temennya jadi berkurang jadi jangan gara-gara lomba waktu belajarnya dikurangin tapi waktu untuk yang gak penting dikurangin.

Q : Ada pesan apa buat mereka yang pengen ikut lomba tapi masih takut buat ikut?

A : Menurut gue gak boleh takut, kan gue dulu pertama kali coba pas semester tiga tentang international law tapi gue nekat aja. Kan belom tau bakal keterima apa engga. Dengan lu takut untuk mecoba berarti lu uda menutup potensi diri lu karena lu uda ngasih standard lu gak akan keterima. Tapi kalo lu mau coba terus pasti bakal keterima. Buat yang takut-takut coba aja terus karena siapa tau lu keterima dan kalo lu uda keterima lu pasti gak akan nyesel.

Nah, sekain deh wawancara dari Pers PERFILMA dengan Aldwin Octavianus sebagai salah satu anggota tim yang mewakili FH UI sekaligus Indonesia dalam AIMCC di Kolombo, Sri Langka. Sekali lagi selamat untuk Aldwin dan tim! Dan untuk kalian tentara merah lainnya yang sekarang sedang mempersiapkan lomba baik di bidang akademis maupun non-akademis, tetep semangat ya! Jangan sampai kehilangan motivasi untuk mengharumkan nama FH UI. Kami tak akan bikin malu, FH UI nomor satu! (Anastasia Marcella)

admin on September 5, 2016

Because graduation isn’t the end. it is the beginning” 

Apa sih yang muncul di benak kalian ketika mendengar kata wisuda? Kerja, nikah, danusan bunga dan boneka gemesh, pertanyaan: kapan giliran gue?, atau bahkan sampai jasa penyewaan pendamping wisuda? Nah, tau gak sih kalo setiap wisuda pasti menyimpan cerita unik tersendiri? Kuy disimak.

Belum lama ini, tepatnya pada tanggal 26 dan 27 Agustus 2018, telah dilaksanakan acara wisuda semester genap di Balairung Universitas Indonesia. Acara yang dihadiri ribuan wisudawan ini berlangsung dari pukul 14.00 sampai pukul 16.00. Tentu saja wisuda ini banyak membawa kebahagiaan bagi berbagai pihak, terutama bagi para wisudawan dan wisudawati (serta abang-abang barel yang jualan boneka wisuda)

Bagi para wisudawan, momen wisuda ini adalah salah satu momen yang dilematis, di satu sisi, ini adalah momen terakhir mereka menyandang status mahasiswa, namun di sisi lain, wisuda merupakan “awal kehidupan” yang sebenarnya. Lah kok gitu? ya karena setelah wisuda, lo harus cari kerja dan ngebiayain hidup lo sendiri, bayar makan sendiri, cuci laundry pake duit sendiri… dan segala macem. Salah satu wisudawan yang hadir pada saat itu adalah Abang Pascal Meliala (FHUI 2012). “Biasa aja. Gue gak inget empat tahun kemarin gue ngapain”, ucap Bang Pascal dengan muka cool. Kemudian untuk rencana ke depan, Bang Pascal –lagi-lagi-dengan-muka-cool- berkata: “gue mau bunuh diri karena sekarang sudah gak ditanggung bokap gue. Jadi, daripada gue mati pelan-pelan, mending gue bunuh diri.” (Mari kita doakan agar Bang Pascal bisa segera diterima kerja). Terakhir, untuk para mahasiswa yang masih berjuang di bangku kuliah, Bang Pascal memberikan suatu pesan yang sangat memotivasi, yaitu: “don’t do drugs, apalagi kalau masih pakai uang orang tua. Kerja dulu, nanti beli sendiri.”

Wisuda adalah momen yang ditunggu setiap wisudawan/i, ya kali masa abis foto-foto pake toga di balairung sampe patung djoksut langsung balik? nah.. setelah acara wisuda di Balairung, masih ada nih acara khusus wisudawan FHUI yang namanya “Farewell FHUI”. Acara ini berlangsung di Auditorium Djoko Soetono FHUI. Widih, pas banget buat para wisudawan menikmati momen-momen terakhir di FHUI dan bernostalgia bersama.

Project officer dari acara ini adalah Madelin Silalahi (FHUI 2015). Ia mengaku bahwa sebenarnya cukup banyak permasalahan yang ia hadapi, seperti dana, jumlah peserta dan cuaca (karena gak nyewa pawang hujan). Namun, karena Madelin adalah sosok yang sangat religious (masa sih?), dia dapat mengatasi masalah tersebut dengan berdoa siang malam, saat teduh, ikut Jumatan KMK dan PO, dan persembahan pujian. J Meskipun lelah, ia senang acara dapat berjalan dengan lancar, terutama saat melihat senyuman dari wisudawan FHUI. Iya, Madelin emang manis banget, guys. Terakhir, bagi abang dan mbak yang baru saja lulus, Madelin mengucapkan selamat membentangkan layar kebermanfaatan selebar-lebarnya dalam pencapaian asa di kemudian hari, Namun jangan lupa untuk kembali pulang, melabuhkan jangkar pengabdian kepada FHUI Nan Jaya! Yeay! (Theresia Hindriadita)

admin on August 31, 2016

PERFILMA FHUI has released a video profile (or company profile, whichever you like to call it) that describes PERFILMA in a comprehensive yet entertaining way that will make sure all of you fellows to join the family of PERFILMA!

prflm

Click the link down below:

https://www.youtube.com/watch?v=0MLwxPsr1cE

and make sure to join PERFILMA and bring all of your fellows to this fellowship by sharing this video!

We are looking forward towards your participation and anticipation.

PERFILMA, We Are The Media!

admin on August 28, 2016

PERFILMA FHUI has released a music cover of Warm On A Cold Night X Hotline Bling that we simply cannot miss because of its one-of-a-kind groove!

HOT

Make sure to listen and watch the whole video while doing things, I guarantee that it would make your activities WAY MORE better and colourful.

Click on the link: https://youtu.be/UocmLgW44YM to enjoy the video and don't forget to like the video and share it to your friends!

PERFILMA, We Are The Media!

admin on August 28, 2016

Got nowhere to go for your vacation but don't want to go that far? Feeling sick of Jakarta's urban ambiance? Then Klenteng Kim Tek Ie might just be your antidote to your mundane activities!

The beauty of the Chinese tradition, history of the place, buddhism and other asian beliefs are the reason of why Klenteng Kim Tek Ie is a gem of its own.

:andmark Review

To know more about Klenteng Kim Tek Ie in advance, PERFILMA FHUI has released a landmark review of Klenteng Kim Tek Ie!

Click on the link: to enjoy the video and don't forget to like the video and share it to your friends!

PERFILMA, We Are The Media!

Profile

Badan Otonom Pers, Fotografi, Film dan Musik Mahasiswa (PERFILMA) adalah organisasi di FHUI yang mengasah kemampuan pers, fotografi, film dan musik di lingkup kampus khususnya lingkup FHUI. Tujuan dari PERFILMA adalah menjadi sarana untuk mengembangkan kreativitas dan juga menambah pengetahuan di bidangnya.

Read More....

Events

Links

Home
Login

Twitter