News
Hayoo kemarin ada apa?
Macet? Tiap hari juga macet. Tapi apa sih yang bikin macet kemarin spesial? Lah macet spesial pake telor kali ya.
Macet kemarin di UI itu disebabkan karena adanya acara wisuda semester ganjil 2017 yang diselenggarakan di Balairung Universitas Indonesia. Nah, setiap wisuda, FH UI nan jaya mengadakan acara perpisahan untuk para senior yang diwisuda pada saat itu yang disebut Farewell. Berdasarkan keterangan dari project officer Farewell FH UI 2017 yaitu Gessica F Gultom (FH UI 2015) Farewell tahun ini mengambil tema Jiwa Merah Batavia. Tema ini diambil karena setiap tahun Farewell selalu mengambil salah satu budaya di Indonesia dan kali ini diambilah budaya Betawi. Dari budaya betawi itu Gessica atau yang biasa dipanggil Cika juga melakukan riset terhadap angkatan 2013 sebagai angakatan yang lulus paling dominan. Berdasarkan hasil riset tersebut, angkatan mereka adalah angkatan yang gigih dan berani. Bisa dibuktikan seperti banyak angkatan 2013 yang cumlaude, 2013 yang gigih untuk maju menjadi ketua acara (mereka lebih banyak bidding dibanding FPT), banyak yang ikut mooting dan memenangkan piala piala mooting serta memenangkan piala perlombaan internasional. Jiwa merah artinya mereka yg memiliki jiwa yg gigih dan berani dan batavia adalah nama lain dr jakarta yang punya adat betawi
Terdapat 60 wisudawan/i beserta tamu mereka masing-masing datang di acara Farewell FH UI 2017. Sehingga apabila ditotal ada 200 orang yang datang. Acara kemarin diawali dengan makan bersama lalu mereka masuk di sambut oleh palang pintu. Kemudian ada penampilan tarian betawi dari SMA 109 jakarta dilanjutkan dengan kata sambutan dari Cika, Mbak Hexa ketua BEM, Bang Fikri ketua ILUNI, dan Bu Ratih wakil dekan 1 FH UI. Lalu ada pembagian medali yang seharusnya dibagikan oleh pak topo namun karena beliau sakit, Bang Didit yang menggantikan beliau. Acara juga menjadi semakin meriah berkat penampilan dari Mbak Dita (FH UI 2013) dan Mbak Hilly (FH UI 2013) dan pemutaran video angkatan yang dilanjutkan dengan keynote speech dari Mbak Asa (FH UI 2013). Setelah itu ada persembahan untuk orang tua dan ditutup dengan penampilan dari Rule of Law.
Cika selaku project officer berpesan untuk Abang dan Mbak yang sudah lulus tahun ini tagline farewell adalah doa untuk abang mbak semua. Semoga abang dan mbak tetap gigih dalam menggapai asa dan gagah dalam menaklukkan dunia (masalah yg akan dihadapi). Sukses selalu abang dan mbak, bawalah nama harum FH UI, dan jadilah pribadi yang jujur di mata manusia dan di mata Tuhan :)
"untuk kesan farewell baguusss acaranya singkat padat bermakna hehe yang disayangkan cuman gadapet ijazah makanya jadi lebih sepiii tapi tetep seruuu makanan juga syabiiii apalagi sotonya enak hehehe" ujar Mbak Bella (FH UI 2013, Sekretaris Umum BEM 2016) sebagai salah satu peserta Farewell FH UI 2017. Mbak Bella berharap untuk Farewell selanjutnya harus bisa lebih baik dan lebih rame serta promosinya harus lebih digencarkan. Selain itu Mbak Bella menitip pesan untuk yang masi kuliah maksimalkan waktu yang kalian punya di kuliah, banyak raih ilmu dan pengalaman, penuhi CV, dan jangan sampe meninggalkan FH tanpa prestasi yang berarti baik untuk kalian sendiri dan untuk almamater kita tercinta. Jangan lupa juga untuk perbanyak kenalan dan teman dan jangan lupa have fun!
Dari sudut pandang panitia Farewell itu sendiri Jane (FH UI 2015) sebagai Penanggung Jawab Konsumsi Farewell FH UI 2017, "Acara farewell kemarin menurutku dari kacamata panitia farewell selama 3 semester, acaranya semakin ramai dari tiap semester! Cuaca yang baik (nggak hujan setelah tiap semester sering hujan), makanan enak di farewell juga acara yg melibatkan orang tua melengkapi kebahagiaan wisudawan! Terharu banget liat abang mbak sudah lulus pas mereka saling berpelukan & kasih selamat, baik dari sahabat ke sahabat, orang tua ke anaknya maupun organisasi yg melepas punggawa punggawanya :")", Ujar Jane.
Sedikit berbagi pengalaman mengenai perasaan ketika lulus dan mengemban gelar S.H di belakang nama. Mbak Asih (FH UI 2013, Hakim MM UI 2016) bercerita bahwa sebenarnya biasa saja namun tidak dapat dipungkiri bahwa rasanya memiliki tanggung jawab dan Mbak Asih juga sebenarnya masih ingin menambah pengalaman di bangku kuliah.
Mbak Asih juga memberikan pesan kepada kita yang masih berada di bangku perkuliahan untuk memaksimalkan peran masing-masing. Status mahasiswa itu seluar-biasa itu, bisa ikut lomba untuk mendapat pengalaman (jalan2 ke luar kota/negeri) dan pencapaian prestasi. Ikut organisasi untuk bisa mengembangkan softskill dan ketika organisasi itu bisa menerapkan ilmu hukum dalam skala kecil (ranah kampus).
Sekian ulasan kami mengenai acara Farewell FH UI, bagi Abang Mbak yang akan melaksanakan wisuda di semester genap nanti jangan lupa untuk mengikuti acara Farewell selanjutnya :)
Anastasia Marcella dan Natasya Afditami
Rupiahtoto merupakan satu-satunya situs toto togel online terpercaya sekarang menyediakan berbagai pilihan permainan toto togel dan slot gacor yang sangat mudah profit khususnya untuk member baru atau yang baru saja bergabung di rupiahtoto.
Keyword:
toto togel
situs togel
togel online
Slot Gacor > Situs Slot Gacor Deposit 10rb Tanpa Biaya Potongan Terpercaya 2025
Saat ini mencari sebuah situs slot gacor yang benar-bener terbukti gacor dan membayar sangatlah susah, untuk itu kami di sini hadir untuk mengenalkan sebuah link slot gacor yang paling top dan terbukti membayar kemenangan para pemain berapapun jumlah kemenangan-nya. kami juga menghadirkan macam-macam jenis permainan slot online gacor dengan tampilan keren dan elegan. bukan hanya itu saja, metode deposit yang kami sediakan juga komplit dan minimal deposit termurah hanya sepuluh ribu saja anda sudah bisa bermain slot gacor dan berpeluang menang ratusan juta rupiah.
Creativepreneurship, talkshow yang diadakan oleh KOPMA FH UI pada Rabu, 3 Mei 2017 mengundang dua komikus yang bisa dibilang cukup beken di dunia “perinstagraman”, yaitu Tahilalats dan Komik Gajelas. Acara ini berlangsung FH UI pada pukul 14.00-16.00 WIB. Selain ngebicarain gimana mereka bisa menjadi seorang entrepreneur yang bergerak di bidang kreatif, kedua pembicara yang lagi naik daun di kalangan anak muda ini juga bercerita tentang latar belakang karier mereka. Gak cuma itu, mereka juga ngasih saran-saran serta motivasi, khususnya buat anak muda yang berniat untuk bergerak di bidang creativepreneurship. Dengan tiket sebesar 80 ribu Rupiah, peserta gak cuma dapet snack buat nemenin rangkaian talkshow, tapi juga dapet satu buah buku komik Tahilalats.
Nurfadli Mursyid, sosok di balik Tahilalats mengatakan kalau dia mulai bikin komik strip saat duduk di bangku kuliah. Menurut Fadli yang merupakan sarjana Teknik Sipil angkatan 2011, untuk menghasilkan karya “Komik Tahilalats”, ia merasa bahwa seluk beluk dunia komik strip dan komikus-komikus di dunia maya perlu buat dipahami. Fadli pun melakukan riset dengan melihat fenomena selebgram dan blogger.
Awal perjalanan karier Fadli dalam mengembangkan Tahilalats ternyata gak segampang yang dibayangin. Langkah awalnya dilakukan dengan mulai nyoba ngeupload komik strip miliknya ke dalam blognya sendiri. Awalnya, Fadli mengira kalau komik strip yang di upload ke blognya akan mendapatkan pembaca dan juga komentar. Namun, setelah beberapa waktu dia gak juga mendapatkan pembaca dan komentar yang diharapkan. Gak berhenti di situ, Fadli kemudian beralih ke Facebook pribadinya. Tapi apadaya, hal itu tetep gak mengundang banyak perhatian. Fadli juga sempat memajang karyanya di Kaskus. Hal yang sama masih ditemui Fadli, pembaca komiknya tetap ga bertambah.
Pada awal tahun 2015, Fadli menemukan media sosial lainnya, yaitu Instagram. Pada waktu karyanya diupload ke Instagram, gak disangka akhirnya komik strip tersebut membuahkan banyak penggemar. Alhasil, Fadli memutuskan untuk terus ngupload karyanya di Instagram. Sampai saat ini, penggemar Komik Tahilalats sudah mencapai 1,8 juta followers di Instagram.
Acara seminar ini dilanjutkan dengan pembicara yang merupakan author dari komik strip lainnya, yaitu Jasmine Surkatty yang merupakan author dari “Komik Gak Jelas”. Jasmine merupakan lulusan dari jurusan Art and Design, Binus University. Jasmine bercerita, pada awalnya dunia yang sekarang digelutinya mendapat penolakan dari kedua orangtuanya. Namun, hal itu gak menghalanginya untuk tetap berkarya sampai bisa sukses seperti sekarang.
Menurut Jasmine, usahanya dalam merintis komik strip di media sosial hampir mirip dengan yang dialami oleh Fadli. Sekarang, Jasmine udah mendapatkan sekitar 30 ribuan followers di akun Instagram Komik Gak Jelas.
Jasmine mengakui bahwa hobi menggambarnya pernah membawanya ke sebuah pengalaman unik. Ia pernah dihukum dosennya gara-gara ngegambar komik dengan tokoh si dosen pas di kelas dan ketahuan. Hukumannya, ia disuruh ngegaris-garisin kertas karton A3 jadi kayak double folio. Ada-ada aja ya tugas dari dosennya!
Begitulah cuplikan dari keseruan acara Creativepreneurship yang diadakan oleh KOPMA FH UI. Diharapakan, acara ini dapat mendorong insan-insan muda untuk makin kreatif dalam berkarya dan mengikuti jejak kesuksesan dua bintang tamu kali ini. Seperti yang dibilang tagline Talkshow Creativepreneurship: Be Creative, Be Productive!
Penulis : Bintang Pradana (FH UI 2016) & Bima Satria (FH UI 2016)
Editor : Haura Klarisa (FH UI 2015)
PERFILMA,
We Are the Media!
“Minggu lalu FH rame banget, kira-kira ada apaan ya?”
“Kemarin gue liat di lobby FH ada banyak banget orang ngumpul.”
“Loh, kok di kantin FH ada yang pake seragam SMA sih?”
Beberapa waktu lalu, salah satu Badan Otonom di FH UI baru aja menyelenggarakan event berskala nasional. Ya jelas rame banget FH, karena ALSA Local Chapter Universitas Indonesia mengundang mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia serta siswa-siswi SMA dari berbagai daerah untuk mengikuti event tahunan mereka, yakni National English Competition atau yang kita sering denger ALSA E-Comp!
ALSA E-Comp tahun ini merupakan ALSA E-Comp ke-21 yang diselenggarakan oleh ALSA LC UI. Setiap tahunnya, ALSA E-Comp membawa tema yang berbeda. Kali ini, ALSA E-Comp mengusung tema Youth dengan tagline “Strive for the Future, Live in the Moment.”Berangkat dari tema tersebut, diharapkan ALSA E-Comp dapat menjadi wadah buat anak muda, baik yang lagi menempuh pendidikan di universitas maupun mereka yang masih di bangku SMA, untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam berbahasa Inggris. Tim Pers Perfilma kali ini berkesempatan buat ngobrol dengan PJ Publikasi The 21st ALSA E-Comp, yaitu Gamma Alicia (FH UI 2015). Menurut Cia, tagline yang dipakai ALSA E-Comp tahun ini selaras dengan tujuan yang dibawa tema itu sendiri. “Supaya anak muda memanfaatkan waktu muda mereka sebaik mungkin. Caranya dengan mengisi waktu tersebut dengan pengalaman berharga yang bisa jadi bekal di masa depan,” tutur Cia.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, perlombaan yang diadakan ALSA E-Comp selalu gak jauh-jauh dari pengembangan kemampuan berbahasa Inggris. Ada speech, spelling bee, storytelling, newscasting, paper presentation, battle of brains, debate, sampai yang denger-denger paling prestigius yakni E-MUN.
Rangkaian The 21st ALSA E-Comp dibuka dengan pre-event pada 4 April kemarin. Lewat pre-event, warga FH diajak bermain Spin the Wheel Gamedi SnT. Cuma bermodalkan 3 ribu perak, permainan satu ini ngasih kesempatan untuk memenangkan sebuah kamera Nikon. Ada juga photo booth yang gak kalah rame dikunjungin. Selain yang diadain di SnT, ALSA E-Comp juga ngadain photo competition dengan memasang ribbon di foto yang kemudian diupload ke Instagram beserta captionnya. Lomba yang satu ini memperebutkan hadiah yang diidam-idamin warga FH, terutama penggemar berat Mas Agus sama Lek Mino. Bukan meet n greet sama mereka ya, tapi makan gratis dengan voucher sebesar 100 ribu di kantin mereka dan juga di kantin lainnya di FH UI. Beruntung banget ya Besafina Hanan (FH UI 2016) yang berhasil menangin photo competition ALSAE-Comp kali ini!
Berlanjut pada opening ceremony yang diadakan pada 6 April. Opening ceremony yang berlokasi di Balai Sidang FH UI dibuka dengan sambutan-sambutan dan welcoming para delagasi berbagai universitas dan SMA dari berbagai wilayah di Indonesia. Pemotongan pita resmi menandakan dimulainya seluruh rangkaian The 21st ALSA E-Comp. Rangkaian hari itu dilanjutkan dengan technical meeting guna membekali para delegasi dengan info-info terkait perlombaan yang mereka ikuti.
Perlombaan berlangsung selama beberapa hari, mulai dari 6 April sampai 11 April kemarin di FH UI serta di Gedung RIK UI untuk beberapa competitions. Lombanya dipisahkan antara yang mahasiswa dengan yang masih di bangku SMA. Gak tanggung-tanggung, Sabtu dan Minggu juga dimanfaatin buat lomba loh! ALSA LC UI juga menurunkan punggawa-punggawa untuk bertanding pada competitions. Untuk lomba individu, ada Mutiara Baswedan (FH UI 2016) yang mewakili ALSA LC UI untuk speech dan Zhakirah Zatalini Irawan (FH UI 2015) untuk newscasting. Sedangkan yang mengikuti lomba berkelompok, ada tim dari FH UI 2016 yang berkomposisikan Nadia Makes, Anassari Salsabiil, dan Nadya Noorfairuza yang mewakili debate serta untuk battle of brains diwakili oleh tim dari FH UI 2014 yang beranggotakan Novella Djohan, Alyssa Tanuwidjaja, dan Michelle Suliyanto.
ParticipantsThe 21st ALSA E-Comp tahun ini berjumlah sekitar 600-an orang. Jumlah ini terbilang lebih sedikit dibanding tahun lalu akibat waktu penyelenggaraan yang berdekatan dengan Ujian Nasional SMA. “Target peserta memang yang kelas 1 dan 2 SMA. Cuma, para guru yang menjadi pendamping mereka malah sibuk ngurus persiapan UN buat siswa kelas 3. Akhirnya, banyak sekolah dari daerah yang tahun lalu ikut, jadi gak berpartisipasi di ALSA E-Comp tahun ini.” ungkap Cia. Selain competitions yang sangat sengit, banyak tenants yang buka lapak di SnT pada 8 April kemarin dalam rangka E-Bazaar yang masih merupakan bagian dari ALSA E-Comp. Ada Yoshinoya yang bikin mahasiswa FH ga keringetan jalan kaki ke Fasilkom, Sabakota, Ibu Rere, The Chendolo, dan toko buku Bukubule yang memanjakan nafsu jajan warga FH dan tentunya juga para delegasi.
Rangkaian The 21st ALSA E-Comp ditutup pada Selasa, 11 April kemarin. Ada Grand Final Exhibitions yang merupakan babak akhir dari tiap cabang perlombaan untuk menentukan jawara dari masing-masing lomba. Lalu ada closing ceremonyALSA E-Comp yang dilaksanakan di Auditorium FH dengan menampilkan fashion dance. Gak cuma itu, ada juga penampilan dari Roma B. Olivia (FH UI 2015) dengan suara merdunya dan Contrario Band yang beberapa personil di antaranya adalah staf musik Perfilma, yakni Nicholas “Ocin” Ardyanto (FH UI 2016) pada posisi gitaris dan Glenn Muhammad Rifqi (FH UI 2016) pada posisi bassist. Dan gak kalah penting, selain peserta dan panitia mengenakan dresscode semiformal hitam, pada closing ceremony kemarin juga diumumkan para pemenang dari tiap cabang competitionThe 21st ALSA E-Comp serta pemberian penghargaan kepada mereka.
Gimana sih rasanya ikut ALSA E-Comp tahun ini? Teman dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, yaitu Hendrik Siahaan berbagi pengalamannya ikut di The 21st ALSA E-Comp. Ini merupakan kali pertama Hendrik mengunjungi FH UI. “Kesan pertama gue, FH UI gede banget dan juga komplit fasilitasnya, mulai dari ruangan yang menurut gue standar internasional sampe auditoriumnya yang keren parah!” tukas Hendrik. “Gue akuin, anak UI gak cuma cakep, tapi juga pinter. Ini jadi alasan gue untuk semakin terpacu buat bersaing di ALSA E-Comp.” lanjutnya. Saking terpacunya, Hendrik berhasil loh meraih runner-up dari cabang paper presentation.
Hendrik menambahkan pengalamannya dalam mengikuti E-Comp tahun ini. “To be honest, ini pengalaman pertama gue ALSA E-Comp. Yang awalnya gue biasa aja dengan kompetisi ini tiba-tiba jadi excited banget liat euforia para delegasi, mulai dari opening sampe closing ceremony yang menurut gue gokil!” Tak sekadar puas dengan kemenangan yang diraihnya, ia juga mendapat manfaat lain dengan mengikuti ALSA E-Comp. “Dari segi kelombaan, gue dapet pengalaman dari ALSA E-Comp yang bisa gue share ke orang lain.”
Project Officer The 21st ALSA E-Comp, Hafil Naufal (FH UI 2015) angkat bicara mengenai pelaksanaan ALSA E-Comp tahun ini. “Segala masalah teknis dan kendala bisa dilalui dengan baik. Delegasi juga kooperatif yang semakin memperlancar terlaksananya The 21st ALSA E-Comp ini,”. Di samping itu, ia juga mengharapkan antusiasme yang lebih besar pada peserta tahun selanjutnya. “Gue berharap, ALSA E-Comp tahun depan gak kalah rame dari yang sekarang ini.”
Penulis : Haura Klarisa (FH UI 2015)
Pada sadar ga sih minggu-minggu ini ada banyak stand-stand yang berkeliaran di sekitar MC dan SnT? Kalo ga sadar kebangetan sih. Buat kalian yang ga tau ada apa atau kenapa banyak stand di sana, itu karena minggu ini ada rangkaian acara yang bernama Days of Law Career (DOLC) di FH UI tercinta ini. Acara bertajuk ‘More than most’ ini dimulai dari hari Senin, 20 Februari 2017 dan berakhir pada tanggal 24 Februari.
Rangkaian acara DOLC tahun ini tuh dimulai dengan opening tentunya, dan juga diikuti oleh talkshow-talkshow dengan pembicara yang merupakan tokoh-tokoh terbaik di bidangnya masing-masing. Tidak hanya talkshow, rangkaian acara juga diwarnai oleh adanya workshop yang diadakan oleh lawfirm yang terlibat. Pada hari ke-4 DOLC, diadakan presentasi-presentasi oleh sebagian besar instansi yang ikut berpartisipasi di DOLC tahun ini. Nah puncak acara DOLC itu ada di hari ke-5, yaitu tes IELTS tertulis dan, yang paling bikin rame tentunya, tes tertulis dan wawancara yang diselenggarakan oleh Assegaf Hamzah and Partners, iya, AHP.
Tim Pers PERFILMA beberapa hari yang lalu udah melakukan wawancara terhadap orang-orang yang emang sengaja dateng ke DOLC dan apa sih sebenernya tujuan mereka. Orang-orang yang ga sengaja kami wawancara itu ternyata merupakan anak Undip, iya Undip yang itu, yang Undip. Jadi abang dan mba dari Undip ini emang sengaja dateng ke FH UI buat dateng ke DOLC karena menurut mereka, DOLC itu salah satu jobfair yang notabenenya hukum banget gitu, dan emang karena DOLC itu udah punya sejarah sendiri, ditambah lawfirm-lawfirm yang dateng tuh emang top banget deh! Katanya sih, informasi mengenai DOLC tuh minim banget di kampus mereka, jadi itu kayanya bisa buat saran untuk kedepannya yaauntuk lebih memasifkan publikasi! Selain itu mereka juga menyangkan workshop DOLC yang hanya terbuka untuk anak FH UI. “Dulu sempat terbuka unutk umum workshopnya, cuma sayang ga tau kenapa tahun ini buat anak FH UI saja, mungkin untuk tahun depan bisa dibuka lagi untuk anak-anak dari luar FH UI.”, Ujar mba Bellesalah satu mahasiswa FH Undip yang kami wawancarai.
Kami juga udah nanya-nanya ke stand Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) dan juga ke World Wildlife Fund (WWF), sebenernya kedua tujuan instansi non-lawfirm ini dateng ke DOLC itu supaya lebih di kenal, dan orang tau apa aja sih yang udah mereka kerjakan. Di stand WWF, mereka ngga terlalu terfokus buat narik orang-orang tapi emang cuma pake embel-embel WWF yang emang notabenenya udah beken banget. Sementara PSHK narik orang dengan menampilkan hasil kerja mereka, dan tentunya booth foto dengan prop yang serius tapi ada juga yang nyeleneh.
Naah, tentu banyak banget keuntungan yang bisa kita ambil sebagai warga FH UI dari acara ini! Menurut Bang Abi J. Kurnia (FH UI 2013, Ketua Perfilma FH UI 2016), keuntungan dari diselenggarakannya DOLC adalah warga FH UI bisa menambah ilmu pengetahuan seputar dunia hukum dari rangkaian acaranya seperti workshop dan talkshow yang mengangkat tema tertentu dengan pembicara-pembicara yang memang sudah ahli dalam bidangnya masing-masing. Selain itu, antusiasme dari warga FH UI terhadap acara ini sangat luar biasa, terbukti dari banyaknya pendaftar workshop yang melebihi kuota hingga Bang Abi tidak mendapat slot sebagai peserta. Bang Abi juga berpesan, “semoga tahun depan kuota untuk peserta workshop ditambah lagi aja atau jumlah workshopnya ditambah, selain itu juga kalau udah buka booth Dum Dum, jangan lupa paduan yang pas itu sama Potato Corner yaaa.” Well noted, Bang!
Jadi gimana? Keren banget kan DOLC? Iya keren dong, namanya juga FH UI nan jaya fakultas kami tercinta! Sekian ulasan kami mengenai acara DOLC, buat yang belum sempat ikut atau liat-liat tahun ini, jangan lupa ikut yaa tahun depan!
(Bintang Pradana & Dinda Namira Anindya, FH UI 2016)
Photos credits : Ariobimo & Dinda Namira Anindya (FH UI 2016)