News

News tagged with Journalist

admin on October 4, 2016

Teater Lantai Merah FEB UI membuat terobosan dengan pementasan “Bara” yang dilaksanakan pada Jumat, 16 September 2016 lalu di gedung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Mengambil latar kebudayaan jawa pada era 60-an, “Bara” merupakan sebuah kisah penantian. Penantian seorang Ibu terhadap anak lelakinya yang bernama Bara yang hilang dalam kecelakaan kapal laut 12 tahun silam. Kendati pun telah lama hilang, sang ibu masih meyakini bahwa putra kesayangannya masih hidup dan akan kembali ke rumah. Sejak kecelakaan tersebut, setiap detik dalam hidup sang ibu digunakan untuk mempersiapkan kepulangan Bara.

bara

Pementasan dibuka dengan tarian tradisional bernuansa jawa, yang mengisahkan pertemuan dan perpisahan ibu Bara dengan suaminya, yang juga menjadi korban kecelakaan kapal laut bersama bara. Tarian luwes nan indah tersebut dibawakan oleh Muhammad Sukma sebagai bapak, dan Syahda Sabrina sebagai ibu di masa mudanya. Setelah tarian dibawakan, pementasan sandiwara dibuka dengan monolog sang ibu, yang digambarkan sudah tua, 12 tahun kemudian pasca kecelakaan tersebut, yang diperankan oleh Astrid Amalia.

Sang ibu yang merasa kesepian mengisi hari-harinya dengan mengerjakan pekerjaan rumah sembari menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kepulangan bara. Hal ini justru membuat kakak perempuan bara, yang diperankan oleh Anya Zen, menjadi cemburu dan merasa tidak dianggap oleh ibunya sendiri. 

Secara umum, teater ini sebenarnya kekurangan plot, karena hanya berfokus pada sang ibu. Terlalu sering lakon yang menampilkan monolog sang ibu. Kekurangan plot ternyata mampu ditambal oleh performa para aktor dan didukung tata suara yang semakin memberikan kesam suram dan kesepian yang ingin ditonjolkan oleh teater ini. Kesendirian yang dirasakan oleh sang ibu mampu ditransfer dengan baik oleh Astrid Amalia kepada penonton. Pun konfliknya dengan anak perempuannya yang merasa diabaikan memberikan simpati tersendiri kepada sang anak perempuan yang telah mencoba segala cara menghibur hati ibunya agar tidak larut dalam kesedihan dan kerinduan. Setiap aktor yang tampil, kecuali tokoh ibu tentunya, sepertinya tahu bahwa peran mereka sebenarnya sedikit, sehingga selalu tampil all out dalam setiap lakon yang mereka jalani. Sandiwara yang dibawakan oleh para aktor patut diacungi jempol. 

Terlepas dari kekurangan dan kelebihan pementasan ini, teater “Bara” patut kita apresiasi sebagai salah satu karya anak bangsa di bidang kesenian. Pementasan tetater ini juga membuktikan bahwa anak-anak yang menggeluti ilmu eksakta, yang cenderung mengandalkan otak kiri, ternyata tidak tumpul otak kanannya dalam menciptakan cipta, karya, dan karsa di bidang kesenian. Pastinya, akan ditunggu karya-karya brilian selanjutnya dari Teater Lantai Merah FEB UI. (Fakharsyah Hanif Sugiyartomo)

admin on September 5, 2016

Gak kerasa ya semester baru udah dimulai! Udah tiba nih waktunya buat balik ke kampus tercinta dan menjalani rutinitas kayak biasa. Seiring berjalannya perkuliahan, beragam acara kepanitiaan pun juga kembali mewarnai kehidupan mahasiswa UI di kampus, baik yang di dalam fakultas maupun antarfakultas. Salah satu event besar di UI yang paling ditunggu-tunggu dan bakal dilaksanakan dalam waktu dekat ini adalah UI Art War.

Ya iyalah ini termasuk event yang paling ditunggu mahasiswa seantero UI! Dari namanya aja udah kelihatan kan, bakal ada pertempuran seru di UI. Eits, tempurnya bukan tembak-tembakan gitu ya, apalagi tonjok-tonjokan. UI Art War adalah kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Departemen Seni Budaya BEM UI sebagai bentuk apresiasi terhadap mahasiswa UI yang berprestasi di bidang seni. Kompetisi ini diikuti oleh seluruh fakultas serta program vokasi di UI. Gimana gak bergengsi banget? UI Art War menjadi ajang sekali tahun bagi tiap fakultas untuk unjuk gigi dalam mempertunjukkan bakat seni mahasiswanya. Selain itu, adanya UI Art War juga membuktikan kalo mahasiswa UI gak cuma mampu bersaing dalam hal akademis, tapi juga dapat menorehkan prestasi di bidang non-akademis seperti seni.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, berbagai cabang di bidang kesenian dilombakan dalam UI Art War, yaitu fotografi, film, teater, tari, mural, lukis, solo vocal, vocal group, band, deklamasi puisi, dan stand up comedy. Dari sekian banyak cabang kompetisi belum ada yang sesuai sama minat dan bakat kamu? Tenang aja, karena UI Art War kali ini bakal membawa kejutan buat para calon kontingen dengan menghadirkan beberapa cabang baru yang akan diperlombakan, yaitu monolog, komik strip, cerpen, dan desain poster.

Jika pada tahun lalu "Harga Seni" diusung sebagai tema besar, di tahun ini UI Art War hadir dengan mengusung tema utama "The Reflection of Art". Subtema dari tiap-tiap cabang perlombaan berbeda satu sama lain sebagai perlambangan dari emosi yang dipancarkan dari tema besarnya. Beberapa di antaranya seperti cabang deklamasi puisi yang bertemakan "durja", solo vocal dengan tema "kasmaran", lukis yang memiliki tema "inner fear", fotografi dengan tema "inner calm", dan film yang mengusung tema "kebahagiaan jiwa".

FH termasuk fakultas yang langganan juara lho! Sepanjang diadakannya UI Art War, FH telah berhasil mengantongi segudang prestasi. Pada UI Art War tahun 2014, FH meraih Juara Umum 2 setelah berhasil menyabet 3 emas dengan menjadi Juara 1 di cabang Film lewat film garapan tim Perfilma berjudul "I'm Fine", serta Juara 1 Band dan Teater. FH kembali meraih Juara Umum 2 pada UI Art War tahun 2015 dengan meraih Juara 3 cabang Tari, Juara 2 Cipta Puisi, Juara 2 Solo Vocal, Juara 2 Vocal Group, dan Juara 2 Band. Ditambah lagi, pada UI Art War tahun lalu FH juga meraih pianis terbaik yang sekarang menjabat jadi Kepala Divisi Musik Perfilma, Mbak Marlin Agustina (FHUI 2014) serta drummer terbaik yang juga dari Perfilma, yaitu Staf Musik Perfilma, Matheus Siagian (FHUI 2015). Keren banget kan!

Info yang gak kalah penting sekaligus membanggakan, Project Officer UI Art War tahun ini berasal dari FH lho, yaitu Mbak Nadia Feby Artharini (FHUI 2014). Dengan hashtag #FeelYourVibe, UI Art War 2016 membuka kesempatan bagi mahasiswa UI yang ingin menunjukkan passion mereka dalam bidang seni. Tunggu apalagi?? Buat kamu yang berminat dan tertarik mengharumkan nama FH UI dengan bakat senimu, bersiaplah buat mengikuti audisi kontingen FH yang akan dibuka mulai 7 September ini. Audisinya bakal dibuka kurang lebih selama seminggu aja, jadi jangan sampe kelewatan ya!  Untuk kompetisinya sendiri akan diadakan pada tanggal yang berbeda mulai bulan November ini. Jangan lupa juga buat ikut semarakan yel-yel FH saat Parade UI Art War 2016 nanti. Yuk, persiapkan dirimu untuk menjadi kontingen dan jadilah kebanggaan FH UI selanjutnya! (Haura K.T.)

admin on September 5, 2016

Because graduation isn’t the end. it is the beginning” 

Apa sih yang muncul di benak kalian ketika mendengar kata wisuda? Kerja, nikah, danusan bunga dan boneka gemesh, pertanyaan: kapan giliran gue?, atau bahkan sampai jasa penyewaan pendamping wisuda? Nah, tau gak sih kalo setiap wisuda pasti menyimpan cerita unik tersendiri? Kuy disimak.

Belum lama ini, tepatnya pada tanggal 26 dan 27 Agustus 2018, telah dilaksanakan acara wisuda semester genap di Balairung Universitas Indonesia. Acara yang dihadiri ribuan wisudawan ini berlangsung dari pukul 14.00 sampai pukul 16.00. Tentu saja wisuda ini banyak membawa kebahagiaan bagi berbagai pihak, terutama bagi para wisudawan dan wisudawati (serta abang-abang barel yang jualan boneka wisuda)

Bagi para wisudawan, momen wisuda ini adalah salah satu momen yang dilematis, di satu sisi, ini adalah momen terakhir mereka menyandang status mahasiswa, namun di sisi lain, wisuda merupakan “awal kehidupan” yang sebenarnya. Lah kok gitu? ya karena setelah wisuda, lo harus cari kerja dan ngebiayain hidup lo sendiri, bayar makan sendiri, cuci laundry pake duit sendiri… dan segala macem. Salah satu wisudawan yang hadir pada saat itu adalah Abang Pascal Meliala (FHUI 2012). “Biasa aja. Gue gak inget empat tahun kemarin gue ngapain”, ucap Bang Pascal dengan muka cool. Kemudian untuk rencana ke depan, Bang Pascal –lagi-lagi-dengan-muka-cool- berkata: “gue mau bunuh diri karena sekarang sudah gak ditanggung bokap gue. Jadi, daripada gue mati pelan-pelan, mending gue bunuh diri.” (Mari kita doakan agar Bang Pascal bisa segera diterima kerja). Terakhir, untuk para mahasiswa yang masih berjuang di bangku kuliah, Bang Pascal memberikan suatu pesan yang sangat memotivasi, yaitu: “don’t do drugs, apalagi kalau masih pakai uang orang tua. Kerja dulu, nanti beli sendiri.”

Wisuda adalah momen yang ditunggu setiap wisudawan/i, ya kali masa abis foto-foto pake toga di balairung sampe patung djoksut langsung balik? nah.. setelah acara wisuda di Balairung, masih ada nih acara khusus wisudawan FHUI yang namanya “Farewell FHUI”. Acara ini berlangsung di Auditorium Djoko Soetono FHUI. Widih, pas banget buat para wisudawan menikmati momen-momen terakhir di FHUI dan bernostalgia bersama.

Project officer dari acara ini adalah Madelin Silalahi (FHUI 2015). Ia mengaku bahwa sebenarnya cukup banyak permasalahan yang ia hadapi, seperti dana, jumlah peserta dan cuaca (karena gak nyewa pawang hujan). Namun, karena Madelin adalah sosok yang sangat religious (masa sih?), dia dapat mengatasi masalah tersebut dengan berdoa siang malam, saat teduh, ikut Jumatan KMK dan PO, dan persembahan pujian. J Meskipun lelah, ia senang acara dapat berjalan dengan lancar, terutama saat melihat senyuman dari wisudawan FHUI. Iya, Madelin emang manis banget, guys. Terakhir, bagi abang dan mbak yang baru saja lulus, Madelin mengucapkan selamat membentangkan layar kebermanfaatan selebar-lebarnya dalam pencapaian asa di kemudian hari, Namun jangan lupa untuk kembali pulang, melabuhkan jangkar pengabdian kepada FHUI Nan Jaya! Yeay! (Theresia Hindriadita)

Profile

Badan Otonom Pers, Fotografi, Film dan Musik Mahasiswa (PERFILMA) adalah organisasi di FHUI yang mengasah kemampuan pers, fotografi, film dan musik di lingkup kampus khususnya lingkup FHUI. Tujuan dari PERFILMA adalah menjadi sarana untuk mengembangkan kreativitas dan juga menambah pengetahuan di bidangnya.

Read More....

Events

Links

Home
Login

Twitter